Hipotesis deskriptif
adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan
atau hubungan sedangkan pengujian
hipotesis deskriptif diartikan sebagai proses generasilasi penelitian berdasarkan
pada satu sampel.
Sebagai contoh, bila
rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini, maka hipotesis (jawaban
sementara) yang dirumuskan adalah hipotesis deskriptif.
a. Seberapa tinggi daya tahan lampu
merek X?
b. Seberapa tinggi produktivitas padi di
kabupaten Klaten?
c. Berapa lama daya tahan lampu merk A
dan B?
Dari ketiga pernyataan
tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut:
a. Daya tahan lampu merk X = 800 jam
b. Produktivitas padi di Kabupaten
Klaten 8 ton/ha
c. Daya tahan lampu merk A = 450 jam dan
merk B = 600 jam
Dalam
perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain
pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho
ditolak pasti Ha diterima. Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik.
Berikut ini diberikan contoh berbagai pernyataan yang dapat dirumuskan
hipotesis deskriptif statistiknya:
1. Suatu
perusahaan minuman harus mengikuti ketentuan, bahwa salah satu unsur kimia
hanya boleh dicampurkan paling banyak 1% (paling banyak berarti lebih kecil
atau sama dengan) Dengan demikian rumusan hipotesis statistik adalah:
Ho : μ ≤ 0.01
Ha : μ > 0.01
Dapat
dibaca: Hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (1%:
proporsi) lebih kecil atau sama dengan 1%, dan hipotesis alternatifnya, untuk
populasi yang berbentuk proporsi lebih besar 1%.
2. Suatu
bimbingan tes menyatakan murid yang dibimbing di lembaga itu, paling sedikit
90% dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Rumusan hipotesis statistik
adalah:
Ho : μ ≥ 0.90
Ha : μ < 0.90
A.
Statistik Parametris
Statistik parametris
adalah ilmu statistika yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data,
yaitu apakah data menyebar normal atau tidak. Pada umumnya, Jika data tidak
menyebar normal, maka data harus dikerjakan dengan metode Statistika
non-parametrik, atau setidaknya dilakukan transformasi agar data mengikuti
sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dengan statistika parametris.
Statistik parametris
dapat digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila adanya interval atau
rasio adalah t-test 1 sampel. Sebenarnya terdapat dua rumus yang dapat
digunakan untuk pengujian, yaitu rumus t dan z. Rumus z digunakan bila
simpangan baku populasi diketahui, dan tumus t
bila simpangan baku
populasi tidak diketahui.
Karena pada dasarnya
simpangan baku
setiap populasi ini jarang diketahui, maka rumus z jarang digunakan. Maka,
dalam makalah ini hanya dikemukakan t-test saja.
Rumus yang digunakan
untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel) yang datanya interval atau
ratio adalah :
t
= (x – μo) / (s/√n)
Dimana
:
t = nilai t yang dihitung selanjutnya disebut t hitung
x
= rata-rata x
μo = nilai yang
dihipotesiskan
s
= simpangan baku
n
= jumlah anggota sampel
Langkah-langkah pada pengujian hipotesis deskriptif :
1. Menghitung
rata-rata data.
2. Menghitung
simpangan baku .
3. Menghitung
harga t.
4. Melihat
harga t tabel.
5. Menggambar
kurva.
6. Meletakkan
kedudukan t hitung dan t tabel dalam kurva yang telah dibuat.
7. Membuat
keputusan pengujian hipotesis.
Terdapat
dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua fihak (two tail
test) dan uji satu fihak (one tail test). Uji satu fihak ada dua macam yaitu
uji fihak kanan dan uji fihak kiri. Jenis uji mana yang digunakan tergantung
pada bunyi hipotesis.
1.
Uji
dua fihak (two tail test)
Uji
dua fihak digunakan jika Ho berbunyi: “… sama dengan …” dan Ha berbunyi:
“…tidak sama dengan …”
Contoh
:
Ho:
“Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari sama dengan 8 jam”
Ha:
“Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari tidak sama dengan 8 jam”
Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel
Rumus :
1. σ
diketahui
Untuk
Hipotesis : H : μ = μ0
A : μ
≠ μ0
RUMUS
:
Ho diterima jika –z1/2(1-α)
< z < z1/2(1-α)
Ho ditolak dalam hal lainnya
Kurva
Contoh
:
Pengusaha pakan menyatakan bahwa
pakannya tahan simpan sekitar 800 jam.
Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa masa simpan pakan tersebut telah
berubah. Untuk menentukan itu dilakukan
penelitian dengan jalan menguji 50 karung pakan. Ternyata rata-ratanya 792. dari pengalaman, diketahui bahwa simpangan baku masa simpan pakan 60
jam. Selidiki dengan taraf nyata 0,05
apakah kualitas pakan sudah berubah atau belum
Penyelesaian :
H
: μ
= 800 jam
A
: μ
≠ 800 jam
σ = 60 jam
X
= 792 jam
n
= 50
maka,
Dari
daftar normal baku
untuk uji dua pihak dengan α = 0.05 yang memberikan
z0.475 = - 1.96
Terima H jika z hitung terletak antara
-1.96 dan 1.96. Dalam hal lainnya Ho
ditolak.
Dari penelitian sadah didapat z = -0.94 dan terletak di daerah penerimaan H.
Jadi H diterima, kesimpulan masa simpan pakan belum berubah masih sekitar 800
jam
2. σ tidak diketahui
Untuk Hipotesis : H : μ = μ0
A
: μ
≠ μ0
RUMUS :
Contoh
:
Dimisalkan
simpangan baku populasi tidak diketahui, tetapi
dari sampel diketahui simpangan baku
s = 55 jam
Jawab:
s
= 50 jam
X
= 792 jam
µ
= 800 jam
n = 50
Dari daftar distribusi student dengan α = 0.025 dan dk = 49
untuk uji dua pihak diperoleh t = 2.01.
Kriteria pengujian : Terima H jika t
hitung terletak antara -2.01 dan 2.01.
Diluar itu H ditolak
Dari penelitian didapat t = -1.029 dan terletak di daerah penerimaan
H
Jadi Ho diterima, kesimpulan masa simpan
pakan belum berubah masih sekitar 800 jam
Kurva
:
2.
Uji
satu fihak (one tail test)
Ho = “… lebih kecil
atau sama dengan (≤)…”
Ha = “… lebih besar (>)…”
Contoh:
Ho = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih
kecil dan sama dengan 20 orang”
Ha = “Pasien Poli
KIA dalam sehari lebih besar 20 orang”
Kesimpulan: Ho
diterima jika t hitung ≥ t tabel
Rumus
:
1.
σ diketahui
RUMUS UMUM : H : μ ≤ μ0
A : μ >μ0
KRITERIA : Tolak H jika Z ≥ Z 0,5- ά
Terima H jika sebaliknya
Contoh :
Pada suatu pabrik pakan dihasilkan
rata-rata 15.7 ton sekali produksi.
Hasil produksi mempunyai simpangan baku
= 1.51 ton. Metode produksi baru,
diusulkan untuk mengganti yang lama, jika rata-rata per sekali produksi menghasilkan
paling sedikit 16 ton. Untuk menentukan apakah metode yang lama diganti atau
tidak, metode pemberian pakan yang baru dicoba 20 kali dan ternyata rata-rata
per sekali produksi menghasilkan 16.9 ton.
Pemilik bermaksud mengambil resiko 5% untuk menggunakan metode baru
apabila metode ini rata-rata menghasilkan lebih dari 16 ton. Bagaimana keputusannya
Penyelesaian :
H : µ ≤ 16, berarti rata-rata hasil
metode baru paling tinggi 16 ton, maka metode lama dipertahankan
A : µ ≥ 16, berarti rata-rata hasil
metode baru lebih dari 16 ton, maka metode lama dapat diganti
X = 16.9 ton
N = 20
σ
= 1.51
µo = 16
Dari daftar normal standart
dengan α
= 0.05 diperoleh z = 1.64
Kriteria pengujian : Tolak H jika z
hitung lebih besar atau sama dengan 1.64.
Jika sebaliknya H diterima
Dari penelitian
didapat z = 2.65, maka H ditolak
Kesimpulan metode baru
dapat digunakan
Kurva :
2.
σ tidak diketahui
RUMUS UMUM : H : μ ≤ μ0
A : μ >μ0
KRITERIA : Tolak H jika t ≥ t 1-
ά
Terima H jika sebaliknya
Contoh :
Dengan suntikan hormon tertentu pada
ayam/ikan akan menambah berat badannya rata-rata 4.5 ton per kelompok. Sampel acak yang terdiri atas 31 kelompok
ayam/ikan yang telah diberi suntikan hormon memberikan rata-rata 4.9 ton dan
simpangan baku
= 0.8 ton. Apakah pernyataan tersebut
diterima? Bahwa pertambahan rata-rata
paling sedikit 4.5 ton
Penyelesaian :
H : µ ≤ 4.5, berarti penyuntikan hormon
pada ayam/ikan tidak menyebabkan bertambahnya rata-rata berat badan dengan 4.5
ton
A : µ > 16, berarti penyuntikan
hormon pada ayam/ikan menyebabkan bertambahnya rata-rata berat badan paling
sedikit dengan 4.5.
X = 4.9 ton
N = 31
S = 0.8 ton
µo = 4.5 ton
Dengan mengambil a
= 0.01, dk = 30 didapat t = 2.46
Kriteria tolak hipotesis H jika t hitung
lebih besar atau sama dengan 2.46 dan teriam H jika sebaliknya
Penelitian memberi hasil t = 2.78
Hipotesis H ditolak
Kesimpulan : Penyuntikan hormon terhadap
ayam/ikan dapat menambah berat badan rata-rata paling sedikit dengan 4.5 ton
Kurva :
a. Uji fihak kiri:
Ho = “… lebih besar atau sama dengan
(≥)…”
Ha = “… lebih kecil (<)…”
Contoh:
Ho = “Daya tahan bidan
berdiri lebih besar dan sama dengan 2 jam”
Ha = “Daya tahan bidan
berdiri lebih kecil dari 2 jam”
Kesimpulan:
Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel
Rumus :
1.
σ
diketahui
RUMUS UMUM : H : μ ≥ μ0
A : μ <μ0
KRITERIA :
Tolak H jika Z ≤ - Z 0,05- ά
Terima
H jika Z > - Z 0,05- ά
2.
σ tidak diketahui
RUMUS UMUM :
H : μ
≤ μ0
A : μ >μ0
KRITERIA :
Tolak H jika t ≥ t 1- ά Terima
H jika sebaliknya
b. Uji fihak kanan :
Ho = “… lebih kecil atau sama
dengan (≤)…”
Ha = “… lebih besar (>)…”
Contoh:
Ho
= “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih kecil dan sama dengan 20 orang”
Ha = “Pasien Poli KIA dalam
sehari lebih besar 20 orang”
Kesimpulan: Ho diterima jika t
hitung ≥ t tabel
B.
Statistik
Non-Parametris
Statistik
non-parametris adalah statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran
parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik biasanya
digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau Ordinal.
Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal.
1.
Test Binomial
Test Binomial digunakan untuk menguji hipotesis bila
dalam popolasi terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan
jumlah sampelnya kecil (kurang dari 25). Dua kelompok kelas itu misalnya kelas
pria dan wanita,senior dan yunior,dll. Jadi, Test Binomial digunakan untuk
menguji hipotesis deskriptif (satu sample) bila datanya nominal berbentuk dua
kategori atau dua klas. Test ini sangat cocok digunkan sebagai alat pengujian
hipotesis bila ukuran sampelnya kecil, sehingga Chi-Kuadrat tidak dapat
digunakan.
Tes ini dikatakan sebagai test Binomial, karena
distribusi data dalam populasi itu berbentuk binomial. Distribusi binomial
adalah distribusi yang terdiri dari 2 klas. Jadi, bila dalam satu populasi
dengan jumlah N, terdapat 1 kelas yang berkategori x, maka kategori yang lain
adalah N-x.
Syarat:
Populasi terdiri 2 klas (misal: pria dan wanita)
Data
Nominal
Jumlah
sampel kecil (<25)
Distribusi
data Binomial (terdiri 2 kelas): kelas dengan kategori (x) dan kelas dengan
ketegori (N-x)
Ketentuan:
Bila
harga P > α ,
Ho diterima
P = proporsi kasus (lihat tabel)
Α =
taraf kesalahan ( 1% = 0,01)
Contoh :
Penelitian tentang kecenderungan Bumil memilih tempat
bersalin di Polindes atau di Puskesmas. Jumlah sampel 24 Bumil, 14 Bumil
memilih di Polindes, 10 Bumil memilih di Puskesmas.
Penyelesaian :
Ho = peluang Bumil memilih tempat bersalin di Polindes
atau Puskesmas adalah sama, yaitu 50%
Ho
= p1 = p2 = 0,5
Sampel
(n) = 24
Frekuensi
kelas terkecil (x) = 10
Tabel
(n=24, x=10) koefisien binomial (p) =
0,271
Bila taraf kesalahan (α) ditetapkan
1% = 0,01
p
= 0,271 > 0,01 Ho
diterima
Kesimpulan:
kemungkinan Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas adalah
sama yaitu 50 %.
2. Chi Kuadrat (χ2)
Chi kuadrat satu sample adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana
data berbentuk nominal dan sampelnya besar.
Syarat:
Populasi
terdiri dari 2 atau lebih kelas
Data
Nominal
Sampelnya
besar
Ho = “Peluang memilih x
atau y adalah sama besar yaitu 50%”
Ketentuan: Ho diterima
jika χ2 hitung < χ2 tabel (dengan dk dan taraf kesalahan
tertentu)
dk = kebebasan untuk
menentukan frekuensi yang diharapkan, jika peluangnya 2 (x atau y) maka dk =1
Contoh 1 :
Penelitian peluang
Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3. Jumlah sampel 300 Bumil,
memilih Bidan P2B 200 orang, memilih Bidan D3 100 orang
Ho = “Peluang Bumil
memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3 adalah sama (50%)”
Jika dk = 1, α =
5% χ2 tabel = 3,841, dan χ2 hitung = 33,33
Kesimpulan: Ho ditolak
Contoh 2 :
Penelitian tentang
warna sepatu dipilih Bidan. Jumlah sampel 3000 Bidan, 1000 warna hitam, 900
warna putih, 600 coklat, 500 warna lain
Ho =“Peluang Bidan
memilih empat warna sepatu adalah sama”
Jika dk = 3, α =
5% χ2 tabel = 7,815, dan χ2 hitung = 226,67
Kesimpulan: Ho ditolak
3.
Run Test
Run test merupakan uji deret untuk
melihat keacakan. Tujuan dari uji deret adalah untuk menetukan apakah dalam
suatu data terdapat pola tertentu atau apakah data tersebut merupakan sample
yang acak.
Run Test (Uji Run = Uji Randomness)
merupakan metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif
satu sampel, datanya mempunyai skala pengukuran ordinal. Metode analisis Run
Test ini untuk mengukur kerandoman populasi yang didasarkan atas data sample.
Contoh :
+ + + - - + - - + + - - - + + + - - - - + + + + + -
1 2 3 4
5 6
7 8
9 10
Langkah-langkah
pengujian:
H0 : data tersusun random
H1 : data tidak random/sistematis
(dua arah)
α
: taraf nyata
a.
Jika Ukuran Sampel Kecil yaitu dan ≤ 20
Statistik
Uji : hitung banyaknya runtun = r
Gunakan
tabel F1 dan F2 (Tabel 8)
Tabel
F1 : nilai-nilai batas
terkecil r untuk menolak H0
Tabel
F2 : nilai-nilai batas
terbesar r untuk menolak H0
Kesimpulan
:
jika
r berada antara F1 dan F2 maka terima H0 dan jika r < F1 atau r > F2 maka tolak H0
Contoh
soal :
Dalam
suatu kantin diperusahaan elektronika, terdapat sekelompok karyawan wanita yang
sedang makan siang. Dari sekelompok karyawan itu ada 18 orang diambil secara
random, selanjut diwawancarai, kapan akan mengambil cuti hamil. Dalam
pertanyaan itu disediakan dua alternative jawaban yaitu akan mengambil cuti
besar sebelum melahirkan atau sesudah melahirkan. Wawancara dilakukan secara
berurutan, yaitu mulai dari No.1 dan berakhir No.18.
Diperolehkan
data “Waktu pengambilan cuti besar Karyawati”, yaitu
No
|
Jawaban
|
1
|
1
|
2
|
1
|
3
|
0
|
4
|
1
|
5
|
0
|
6
|
1
|
7
|
0
|
8
|
0
|
9
|
1
|
10
|
1
|
11
|
0
|
12
|
0
|
13
|
0
|
14
|
1
|
15
|
1
|
16
|
0
|
17
|
1
|
18
|
0
|
Keterangan
:
1
: mengambil cuti besar sebelum melahirkan
0
: mengambil cuti besar sesudah melahirkan
Apakah
data diatas tersusun random?
Berdasarkan hal tersebut
diatas maka dilakukan pengujian:
Jawab :
H0 : data tersusun random
H1 : data tidak random
α
: 5%
Dari
data diperoleh:
+
+ - + - + - - + + - - - + +
1
2 3 4 5
6 7 8
9
- + -
10 11 12
- + -
10 11 12
Maka
:
r
= banyak runtun = 12
gunakan
tabel F1 dan F2
dengan α = 5%
untuk batas terkecil r untuk menolak H0
F1 = 5
Untuk batas terbesar r untuk menolak H0
F2 = 15
untuk batas terkecil r untuk menolak H0
F1 = 5
Untuk batas terbesar r untuk menolak H0
F2 = 15
Kriteria
uji:
jika
r berada antara F1 dan F2 maka terima H0 dan jika r < F1 atau r > F2 maka tolak H0
karena F1
= 5 dan F2
= 15 maka r berada diantara F1 dan F2, sehingga H0 diterima
artinya
data tersebut disusun secara random.
b.Jika
Ukuran Sampel besar yaitu dan ≥ 20
z = r
- µr
σr
µr = 2n1n2
+ 1
n1 + n2
√ 2n1n2( 2n1n2 – n1 – n2)
σr =
___________________
√
(n1 + n2)2(n1+
n2 -1)
Kriteria Uji :
Tolak
H0 jika -zα/2 > zhitung > zα/2 , terima dalam hal lainya.
(Gunakan
Tabel 1), atau jika p ≤ α/2 maka H0 ditolak, terima dalam hal lainnya.
Contoh
soal :
Suatu
penelitian tentang sanitasi rumah telah dilakukan.Diambil sebanyak 42
rumah.Masing-masing rumah diukur kelembaban udaranya didapatkan data urutan
sampel berdasarkan kelembaban pada tabel dibawah.Selidikilah dengan α =
10 %, apakah sampel rumah tersebut random (acak) berdasarkan kelembabannya.
Nomor
|
Kelembaban
Rumah
|
Nomor
|
Kelembaban
Rumah
|
1
|
68
|
22
|
59
|
2
|
56
|
23
|
48
|
3
|
78
|
24
|
53
|
4
|
60
|
25
|
63
|
5
|
70
|
26
|
60
|
6
|
72
|
27
|
62
|
7
|
65
|
28
|
51
|
8
|
55
|
29
|
58
|
9
|
60
|
30
|
68
|
10
|
64
|
31
|
65
|
11
|
48
|
32
|
54
|
12
|
52
|
33
|
79
|
13
|
66
|
34
|
58
|
14
|
59
|
35
|
70
|
15
|
75
|
36
|
59
|
16
|
64
|
37
|
60
|
17
|
53
|
38
|
55
|
18
|
54
|
39
|
54
|
19
|
62
|
40
|
60
|
20
|
68
|
41
|
54
|
21
|
70
|
42
|
50
|
Jawab :
H0 : tidak beda dengan random
H1 : ada beda dengan random
α
: 10 %
Statistik
Uji :
z
= r - µr
σr
n ≤ 60 = ( - ), n >
60 = ( + ) = 60,93
n1 = 24
n2 = 18
r = 24
µr = 2n1n2
+ 1 = 2(24)(18) + 1 = 21,57
n1 + n2 24 + 18
√ 2n1n2( 2n1n2 – n1 – n2)
σr =
___________________
√ (n1 + n2)2(n1+
n2 -1)
= √2.24.18(2.24.18 – 24 – 18)
√(24 + 18)2 (24 + 18 –
1)
= 3,13
z
= r - µr
σr
= 24 – 21,57 = 0,7763
3,13
Kriteria
Uji :
Tolak
H0 jika -zα/2 > zhitung > zα/2 , terima dalam hal lainya.
(Gunakan
Tabel 1), atau jika p ≤ α/2 maka H0 ditolak, terima dalam hal lainnya.
Dengan α = 0,1 ,uji dua sisi α/2 = 0,05 maka diperoleh zα/2 = 1,65
Dengan α = 0,1 ,uji dua sisi α/2 = 0,05 maka diperoleh zα/2 = 1,65
Karena
| 0,7763 | < 1,65 sehingga H0 diterima,
Berarti sampel rumah tersebut
random (acak) berdasarkan kelembabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar